Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Mendidik anak: (4) Kebutuhan emosional, penuhi dengan ekspresi kasih sayang

mendidik anak dengan seimbang  >  Kebutuhan emosional, penuhi dengan ekspresi kasih sayang 4 kebutuhan dan pemenuhannya :  spiritual  |  fisik  | |  psikologis  | emosional Sahabatku sekalian, coba kita bayangkan anak seperti apa yang akan tumbuh tanpa ada belaian kasih sayang. Apa rasanya jadi anak yang ia tidak tahu apakah ibu bapaknya menyayanginya atau tidak. Seperti apa jadinya anak yang tidak kenal dengan ekspresi perasaan sayang, peduli dan kasih terhadap sesama? Beberapa orang tua yang kurang beruntung akan mengerahkan segala daya upaya untuk mengatasi anaknya yang mengidap autisme. Lalu jika kemudian kita mempunyai anak normal, tetapi kita tidak menjadikannya orang yang ekspresif dalam peduli dan kasih terhadap sesama, maka seolah-olah kita tidak bersyukur atas kesempurnaan nikmat Allah berupa anak ini. Jika dunia barat telah mengajarkan kita, " ucapkan lah ai lop yu setiap hari", maka sebetulnya agama Islam yang telah sempurna ini juga telah mengajarkan kita, m

Mendidik anak: 2. Kebutuhan fisik, penuhi dengan olah raga yang cukup

mendidik anak dengan seimbang  >  Kebutuhan fisik, penuhi dengan olah raga yang cukup 4 kebutuhan dan pemenuhannya :  spiritual  | fisik | |  psikologis  |  emosional Kita sering menemukan perilaku yang mungkin tidak menyenangkan pada anak kita, seperti susah tidur, tidak berhenti mengganggu adiknya, terlalu enerjik di dalam rumah, berlarian dan berteriak tanpa lelah, dan seperti punya keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Ini terjadi tidak lain karena anak tidak berkesempatan untuk melepaskan energinya yang berlebih. Anak kita beri makan, berupa asupan nutrisi, kalori dan energi yang masuknya bisa lebih dari 3 kali sehari. Namun sering kita lupa bahwa energi itu tersimpan di dalam tubuh dan ototnya, tanpa dilepaskan dan membiarkannya bertumpuk tanpa dimanfaatkan. Tubuh manusia di desain secara komplex untuk mencari makanan dari alam. Secara alami, manusia melakukan upaya keras secara fisik untuk memenuhi kebutuhan makanan ini. Dahulu kala, manusia harus menombak hewan, men

Mendidik anak : 3. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS, PENUHI DENGAN DISIPLIN

mendidik anak dengan seimbang  > KEBUTUHAN PSIKOLOGIS, PENUHI DENGAN DISIPLIN 4 kebutuhan dan pemenuhannya :  spiritual  |  fisik  | | psikologis |  emosional Ternyata menjadi tegas yang efektif itu adalah menyampaikan sesuatu dengan tulus, relax, calm, berwibawa dan penuh keyakinan. Dengan begitu energi secara utuh akan tersampaikan kpd lawan bicara. sebaliknya jika mencoba tegas dengan cara ngomel, menggerutu, cerewet, emosi dll, maka energi akan menguap menjadi omelan yang emosional itu. masih kah kita akan menganggap ketegasan itu adalah kejam? NO!!.. tegas adalah bentuk kasih sayang yang akan membangun kepribadian Manusia yang tidak memiliki aturan, seolah seperti hewan liar yang ada di hutan belantara. Padahal jika kita pelajari, sebetulnya hewan diberi naluri untuk menjalankan aturan-aturan alami. Misalnya, sekawanan anjing akan menyeleksi siapa pemimpin dari kawanan itu. Anjing mana yang paling cepat, paling besar, dan paling dominan lah yang akan memimpin kawanan itu. B

mendidik anak: 1. Kebutuhan spiritual, dipenuhi dengan penerapan nilai agama

mendidik anak dengan seimbang > 1. kebutuhan spiritual dipenuhi dengan penerapan nilai agama 4 kebutuhan dan pemenuhannya : spiritual |  fisik  | |  psikologis  | emosional Kita pahami bersama bahwa kebutuhan spiritual adalah naluri manusia yang sangat mendasar, yaitu naluri ketuhanan, rasa ingin bergantung dan bersandar kepada suatu kekuatan yang kuat dan maha besar. Manusia pada dasarnya mengakui kelemahan dirinya, sehingga ia membutuhkan kekuatan besar itu. Adalah tugas orangtua untuk menanamkan pemahaman ketuhanan yang benar, sehingga anak kelak tidak menyandarkan ketergantungannya kepada sesuatu yang salah. Harga matinya adalah ketergantungan hanya bersandar kepada ketuhanan yang Esa, yaitu Tauhid, Allah yang satu, yang kemudian harus menjadi landasan ideologi si anak. Di mana ketika ini tidak dipahami oleh anak, maka dikhawatirkan si anak akan mencari sendiri, dan dengan mudah menjadi pribadi yang bergantung pada selain Tuhan. Bisa jadi kepada orang, kepada uang, atau lebi

Mendidik anak dengan keseimbangan

Sering kali kita temui kasus orang yang berumur dewasa, namun mempunyai kepribadian yang belum dewasa. Ini bisa terlihat dari perilakunya seperti adanya sifat manja, keinginannya harus selalu dipenuhi, kurang gigih berusaha, tidak teguh pendirian, tidak bertanggungjawab, kurang pertimbangan, bergantung, kurang kepemimpinan dll. Permasalahan seperti ini tidaklah terlepas dari pola didik ketika ybs dibesarkan sejak kecil. Kepribadian adalah refleksi dari masa lalu, yang merupakan buah yang dipetik dari salah satu faktor terbesar yaitu pola didik orangtua. Marilah kita terus menggali bagaimana cara menjadi orangtua yang berkompeten untuk mendidik anak-anak kita menjadi manusia yang berkarakter. Kasus di atas adalah contoh permasalahan yang ditemui pada orang-orang dengan pola didik yang tidak seimbang, yaitu pola didik dengan limpahan belaian kasih sayang yang tidak diiringi dengan aturan jelas dan kedisiplinan. Juga hal lain berupa rohani dan jasmani tidak dibangun secara seimbang. U